Disaat pertama bertemu,
kedua mata itu saling berpandangan.
Tidak memperdulikan apa
yang ada disekitarnya.
Sampai akhirnya jalinan
pertemanan itu pun terjalin dengan sangat erat.
Waktu terus berjalan, satu
per satu fakta menampakkan dirinya.
Dengan rasa kecewa, sang
gadis mengingkari perasaannya.
Berusaha menjadi yang
terbaik untuk laki-laki yang tanpa disadari dicintai pada pandangan pertama.
Memberikan semua kebaikan
yang bisa dia berikan di waktu yang pernah ada.
Tanpa memungkiri kenyataan,
bahwa waktu membawa rasa itu kedalam rasa yang sangat dalam.
Dengan sebuah janji, yang
akan bahagia meskipun hanya menjadi seseorang yang selalu ada dibelakang
laki-laki itu.
Kisah demi kisah terukir
dengan indah di relung sang gadis, meskipun terkadang rasa kecewa dan sedih
mewarnai kisah tersebut.
Waktu terus berjalan, sang
gadis semakin takut untuk kehilangan.
Merasa tertekan dengan
perasaan yang ada, sang gadis pun bersifat labil.
Seperti anak kecil, yang
tidak ingin mainannya hilang di ambil orang.
Namun sayang, sang gadis
tidak dapat menghentikan waktu yang terus berjalan.
Laki-laki pujaan hatinya
pergi, di kehidupan yang sebenarnya.
Sampai pada akhirnya, sang
gadis melihat laki-laki pujaan hatinya berbahagia disebuah pelaminan.
Sesak di dada yang
dirasakan oleh sang gadis, namun senyum di bibir berusaha menutupi apa yang ada
di hati.
Sang gadis pun pergi
meninggalkan kebahagiaan itu, berjabat tangan yang dihiasi dengan senyuman
kepedihan.
Dan akhirnya, sang gadis
pun selalu hidup di dalam kegelapan akan kerinduan terhadap laki-laki pujaan
hatinya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar